Demi
apa, saya paling kesel denger kalimat yg modelnya kayak judul ini. Kesel
banget.
"Emang apa yang salah?"
"Tapi kan bener dith?"
Mau
belain rokok, jangan segitunya juga kali. Saya akuin, saya juga sama kayak
mayoritas rakyat di Indonesia, yang sama-sama sangat-amat-teramat membenci
koruptor. Yeah, harus saya akuin juga emang secara tingkat 'kejahatan' emang
perokok lebih baik dari pada koruptor. TAPI..... Arghghhh, aduh susah amat
jelasinnya. Gini aja, biar lebih mudah dimengerti, saya punya kutipan ntah dari
siapa, tapi berhubungan dengan apa yang akan saya bicarakan.
"Membandingkan
dua hal yang salah tidak akan membenarkan apapun."
-unknown
Pada
paham kan maksud saya?
Kalo
memang boleh gitu "lebih baik gua merokok dari pada gua korupsi"
boleh juga dong saya bilang,
"lebih
baik gua korupsi daripada gua sok suci"
"lebih
baik gua munafik, ga ngerugiin orang lain daripada gua bongkar aib orang"
"lebih
baik gua bongkar aib orang, fakta, daripada gua nyebarin fitnah buat jatuhin
orang"
Oh man,
c'mon! Ini mah ga bakal ada habis-habisnya. Ga harus juga kan kita berpikir
sependek itu? Udah tau ngerokok itu salah, masalah malah. Oke mungkin ada yang
berpikir.
"Kami beli rokok pake uang kami
sendiri, yang sakit kami sendiri."
Ngerugiin
diri sendiri? Emang, ngerugiin orang lain juga malah, asepnya itu loh mas.
Okelah, mungkin ada yang berpikir,
"Kami merokok di area khusus perokok.
Masih mau bilang kami merugikan orang lain?"
Baguslah
kalo udah gak ngerugiin orang lain. Tapi bukan kah bagus juga kalo masih banyak
yg peduli dengan kesehatan perokok?
Oke
lanjut... Tadi kan saya bilang merokok itu masalah. Masalah itu berarti ada yg
salah. Udah tau ada yg salah, ya perbaikilah, carilah solusinya. Daripada terus
mencari cari masalah yg lebih parah buat dijadiin 'perbandingan' atau teori
'mendingan' atau alibi anda karena terlalu malas ditegur atau terlalu malas
untuk berubah menjadi orang yang lebih baik. Kalo cari yang lebih 'parah' mah
ga bakal ada habis-habisnya, ujung-ujungnya gak ada yang sempet buat
diperbaiki.
Atau
biar lebih mudah dicerna, nih kalimat nyata yang paling sering saya denger di
sekitar saya,
"Mendingan
gua kecanduan game daripada kecanduan narkoba."
Kalo
gitu,
“Mendingan
gua kecanduan narkoba, dari pada gua korupsi”
“Mendingan
gua korupsi, dari pada gua bunuh orang.”
“Mendingan
gua bunuh orang, dari pada fitnah banyak orang demi kekuasaan.”
Nah
lohhh?
Okeh
hampir sama. Emang bener kalo dibandingin yah emang bener kecanduan game lebih
baik dari kecanduan narkoba. Btw yang saya bahas 'kecanduan' game nya ya, bukan
'bermain' gamenya. Bermain game mah ga masalah kalo ga kecanduan, yah maksud
saya dalam batas yang wajar lah. Fyi disini gua ada maksud ngejudge gamers ya. Karena saya juga tahu bermain game juga banyak
manfaatnya, seperti menghibur diri, melatih koordinasi mata dan tangan, melatih teamwork, dll. *Saya suka main game juga soalnya, main pou misalnya :p*
Cuman
kecanduannya itu lohh, sampai anda lupa makan, lupa minum, lupa mandi, lupa
belajar, lupa sekolah, lupa teman, lupa keluarga bahkan lupa 'kehidupan' anda
yang sesungguhnya. C'mon, guys. Cukuplah beralibiria dengan Teori
'Mendingan'mu.
Bangunlah!
Buka
jendelamu!
Buka
pintumu!
Keluarlah!
Buka
matamu lihat dunia yang sesungguhnya.
Banyak
kok permainan nyata di luar sana. *oiya
saya jadi teringat game pokemon go wkwk*
Banyak
kok musuh-musuh nyata yang harus dihadapi, rasa malas misalnya :)
Sekali
lagi saya tegaskan, berhentilah menjadikan 'mendingan' sebagai alibi untuk
malas berubah. Jangan takut berubah. Berubah bukan berarti kau menjadi orang
lain. Berubah berarti dirimu yang berkembang menjadi orang yang lebih baik.
Btw saya
nemu quotes bagus yang berhubungan dengan artikel ini.
Kalo pun
mau mencari yg lebih buruk, jadikan agar tetap bersyukur bukannya jadi bahan
ngeles.
I'm so
sorry for writing this. Maaf jika terdapat kesalahan kata. Dengan menulis ini,
memang bukan berarti saya lebih baik dari anda. Bahkan mungkin saya lebih
buruk, atau mungkin kadangsaya sendiri 'ngeles' pake alibi 'mendingan’ kalau
ditegur. Tapi disitulah, saya sengaja menulis ini agar dapat memotivasi diri
saya sendiri, bukan untuk menghakimi orang lain. Sekian dan terimakasih :)
No comments:
Post a Comment