Hai
Ditha! Ini aku Ditha. Aku adalah kamu. Sounds weird, right? Haha.
Santai-santai. Mengapa aku menulis seperti ini? Kesannya seperti dua
kepribadian kan yah hehe? Bukan apa-apa, it’s just my way to motivate myself.
Satu-satunya
yang bisa buat kita bangkit adalah diri kita sendiri. Hanya kamu yang bisa
bikin kamu bangkit, Ditha. Gak ada yang lain. Kamu udah cukup baca banyak hal,
tips segala macam dan lain-lain. Kamu udah cukup denger saran banyak orang. Itu
semua percuma kalau kamu sendiri gamau bangkit. Itu semua percuma kalau kamu
sendiri gamau ngelawan otak kamu sendiri.
It’s
just your fucking mind that brings you down, that makes you more in misery. Itu
pengaruh hormon dan itu adalah hal yang biasa dan sangat wajar ketika kamu
patah hati. It’s so fucking normal for you to physically feel your heart
hurting.
“Ketika
patah hati, tubuh akan dibanjiri oleh hormon stress seperti kortisol dan epinephrine yang menyebabkan kram, sakit kepala, nyeri
dada, dan kelelahan. Sebagian jantung akan membesar untuk sementara dan tidak
memompa darah dengan baik. Sementara, bagian jantung yang lain akan berfungsi
normal, atau bahkan mengalami kontraksi yang lebih kuat. Makanya rasanya sesek
kan? Abis itu deg-degan ga karuan”.
--Dita Juwita,2019--
Otak
kita terus mengulang-ngulang kembali kenangan manis dan timbul rasa ingin
merasakan moment itu. Terkadang pula mengulang betapa pahitnya moment putus
itu. Otak memang sengaja seperti. Karena itu memang bagian dari siklus patah
hati.
“Otak
pada bagian korteks depan orbital bekerja untuk mengendalikan emosi serta
belajar dari masa lalu. Kebalikannya, di bagian otak lain mungkin berusaha
memicu untuk melakukan hal ekstrem seperti meratapi diri secara berlebihan,
atau melampiaskan emosi dengan jalan negatif.”
--Dita Juwita,2019--
Dan
sekarang sudah cukup kamu tenggelam dalam kesedihan. Tugas kamu sekarang adalah
bangkit. Kamu harus lawan! Awalnya mungkin memang sakit dan susah. Melupakan
memang susah, tapi lebih susah lagi penyesalan. Terlalu lama melupakan
seseorang, ga ada baiknya juga buat kamu. Sekarang memang susah buat ngelupain
dia, tapi nanti kamu akan menyesal karena waktumu habis sia-sia untuk seseorang
yang tidak mempedulikanmu sama sekali.
Aku
tahu, aku udah lihat kamu berjuang selama ini. Kamu sudah mencoba banyak hal.
Aku akui kamu hebatlah, udah usaha sampai begini. Kamu pintar, kamu udah
berusaha mencari solusi. Kamu tahu gimana jalan keluarnya. Kamu tahu harus
melakukan apa. Kamu tahu apa yang harus kamu ubah. Makasih udah mencoba tegar. Cuman,
kamu harus lebih kuat lagi, sayang. Kamu harus lebih dewasa lagi dalam bersikap
dan mengambil keputusan.
Kamu
masih punya kontrol kok. Kamu yang harus lawan itu semua. Jangan mau tenggelam
di dalam kesedihanmu sendiri. Stop overthinking and stop blaming yourself. Masih
banyak yang bisa kamu kejar. Hidup itu bukan hanya tentang satu cowok. Jangan
hancurkan masa depan hanya karena masa lalu. Kalau dia bangsat, yaudah dia bangsat. Kamu jangan jadi seperti dia.
Kamu itu anak baik, you’re a good girl.
Itu
bukan tugas kamu untuk menyadarkan seberapa dia bangsat. Kebangsatan dia bukan
sesuatu yang bisa kamu kontrol, kan? Yaudah. Hanya karena dia bangsat, ya it’s
him gitu loh. So what do you expect? You got nothing, yang ada kamu menyiksa
diri sendiri melihat seberapa dia tidak peduli denganmu.
What
do you expect from them? Explanation? Honesty? Yaudahlah. You’re not always
going to get the explanation you think deserved. Kalau mereka tidak mau
memberikan penjelasan dan kejujuran, ya
udah.
We
can’t control everybody. Kita bisa jujur, tapi kita gak bisa ngontrol supaya
orang lain jujur juga. This is how the world works. Sometimes you have to
accept something for what it is and move on. Kita gak bisa maksa semua orang
berlaku seperti yang kita mau. Cukup terima dan iklaskan. Everything really
does happen for a reason. Those tears made you stronger. Just take a lesson
from it, okay honey? I love you.
Aku
akan selalu bersamamu dan siap membantumu untuk bangkit. Percaya bahwa suatu
hari nanti, kamu akan sembuh. As times goes on trust me, the pain you felt will
slowly fade. We just have to go through a chapter like this to truly learn how
to learn to love ourself first before someone else. You are worthy, you are
worthy to be loved <3
“Balas dendam terbaik adalah menjadi lebih
baik setelah tanpa dia. Sakit yang kita rasakan, biarkan karma yang menjalankan
tugasnya.”
--Unknown, 2019--
No comments:
Post a Comment