Hey
there! Tengah malem gini aku gabut, jadi yaudah coba ngeblog random aja haha.
So yeah, here it is. I wanna talk bout things I’ve learned this year. Tidak
terasa 2020 sudah kita lewati selama hampir 4 bulan :”)
Setelah
sekian lama bertapa, mencari makna kehidupan, mengelilingi sana sini, berpikir
setiap malam. Ceilah. Sebenernya aku udah tahu prinsip hidup “Jangan merasa
paling benar”. Cuman ya selama ini sekedar tahu aja gitu loh, bukan sesuatu
yang benar-benar aku terapkan dalam kehidupan nyata.
Semakin
pintar seseorang, semakin sadar dan merasa dirinya tidak pintar. Sedangkan
orang yang baru tahu sedikit, akan merasa dirinya pintar dan tahu segalanya.
Masalahnya gini bos...
“Orang bodoh tidak
akan sadar dirinya merugikan orang lain”.
Memang
yah bener kata orang. Orang bodoh yang tahu sedikit tapi merasa tahu segalanya
(sok pintar) ini memang agak berbahaya. Apalagi yang sudah sangat yakin apa
diyakininya adalah kebenaran. Untuk dikasih tahu susah dan kadang malah
menyesatkan orang lain.
Kadang
gini, manusia tuh kadang terpenjara dengan isi otaknya sendiri yang merasa
yakin dirinya lah yang paling benar dan yah gak bisa diganggu gugat padahal
bisa saja apa yang dipikirkannya salah.
Well,
maybe I’ve ever been that kind of people. And I’m sorry for behaved that wrong.
Aku dulu tuh punya “standar kebenaran” sendiri di otakku, dan aku merasa itu
benar dan itu kuterapkan di semua situasi.
But,
world doesn’t work that way. Misalnya kalau dalam kehidupan sehari-hari, ada
orang yang berpendapat yang menurut aku salah, dan aku bakal bantah dengan standar
kebenaran aku sendiri tak peduli siapa yang bicara atau dimanapun itu. Yeyyy,
dulu yakin banget “kalo aku benar, ngapain aku takut” wkwkwk.
Masalahnya,
hal kek gitu annoying gais. I mean, mungkin bisa saja “isi omongan”ku benar.
Tapi cara aku menyampaikan dan situasi yang tidak tepat. Social life doesn’t
work that easy. Tidak semua orang bisa menerima “perbedaan pendapat” atau tetap
santai omongannya dibantah dengan kasar.
Well,
it was rude and inapproriate. Dari situlah aku sadar, empati itu juga perlu untuk
memahami perasaan orang lain supaya hidup bermasyarakat juga lebih enak.
Bonding dengan orang-orang lain juga lebih kuat, bukannya nyari masalah
terus2an dengan berdebat wkwkwk.
Ini
real life bukan twitter yang debat mulu apapun didebatin :p
Di
dunia nyata orang debat bukan nyari siapa yang menang, siapa yang paling pintar,
siapa yang paling benar. Kecuali memang lagi kompetisi debat, barulah bersaing saling
lempar-lempar data.
Kalau
debat ngotot di dunia nyata, ya jatuhnya debat kusir. Susah. Bukannya dapet
apa-apa-apa, yang ada dapet sakit hati :( Memang sih “perbedaan pendapat” tapi
ga semua bisa chill menerima itu. Understanding people lah yang harus
pertama-tama dikuasai. Well, its hard memang. Dan tahu saja tidak cukup, we
need practice, especially me hahaha.
Weeh,
intinya gitulah. Random aja ngetik gini, ntah mudah dimengerti atau tidak.
Semoga bisa dimengerti wkwkwk. Thanks udah baca, menurut kalian sendiri
bagaimana? Yuk komen!
No comments:
Post a Comment