Menurutmu,
apa itu teman? Yang selalu dekat denganmu kah? Yang selalu tertawa
bersamamukah? Atau yang selalu menertawakanmu? *eh Haha… Atau yang ada di sampingmu saat kau
menangis?
Lagi... Menurutmu, bagaimana itu teman yang baik? Apakah teman yang selalu
bersenang-senang denganmu? Atau teman yang mau bersusahpayah berjuang
bersamamu?
Lagi
ya? Tipe teman seperti apa yang kamu suka? Yang baik? Yang apa adanya? Yang
ngajak kamu ancur bersama? *eh Hehe… Atau yang ngajak kamu ngejar mimpi
bersama?
Kalo
menurut aku, ya… Gini… Hmmm, pertama-tama aku tanya kamu. Bayangkan dulu
situasi ini. Seandainya, kamu dan temanmu berjalan menuju suatu tempat. Tentu,
tempat itu tempat yang memang sudah kalian impi-impikan untuk berada disana.
Nangkep kan maksud aku?
Terus,
suatu ketika di tengah perjalanan, temanmu jatuh ke parit. Apa yang akan kamu
lakukan?
“Ya,
ditolong dong.”
Ditolong
gimana, maksudnya?
“Bantu
dia naik dong. Lalu bersihin badannya.”
Nah,
itu tau. Jadi, kalo teman kita jatuh, ya baiknya kita menyodorkan tangan,
membantunya berjalan kembali, biar kalian sama-sama bisa nyampe ke tempat
tujuan kalian. Bukan ikutan masuk parit. Setia kawan itu memang penting, guys. Tapi bukan
dengan “kau jatuh ke parit, aku pun jatuh ke parit, satu untuk semua.” Nah, itu
pemikiran yang jelas-jelas salah.
Kalau
teman jatuh ke parit itu ditolong agar bangkit, agar kembali ke jalan yang
benar, bukan malah ikutan jatuh ke parit. Berjuang bersama, bukankah itu menyenangkan? Oke, sorry bukan bermaksud
pengulangan. Tapi ini hanya p-e-n-e-g-a-s-a-n, tuh udah kueja biar kena’. Paham
kan maksudku?
Setia kawan
memang bukan berarti ikutan masuk parit, tapi jangan pula kamu meninggalkan
kawan. Ingat, kalian berangkat sama-sama, tiba pun harus sama-sama. Kenapa?
Itulah namanya komitmen. Jangan punya mental seperti cowok php *eh. Ingat
komitmen kalian!
Yapp,
tentu saja ini cuman analogi. Kamu pasti ngerti maksud aku, kalau diaplikasikan
ke dunia nyata. Aku kasih contoh konkretnya. Simple aja sih. Misalnya,
kamu sahabatan sama seseorang. Ceritanya masih sekolah. Tentunya, kalian punya
tujuan yang sama kalau bersekolah, yaitu lulus sama-sama. Nah, suatu hari temen
kamu ngajak kamu, bolos.
Bagaimana
kalau udah di situasi seperti itu? Camkan, jangan ikutan bolos! Dan, jangan
pula ninggalin dia bolos! Ulurkan tanganmu ke dia, bisikan ke telinganya,
sentuh hatinya, beri pengertian, sampaikan padanya “di luar sana, masih banyak yang pengen sekolah kayak
kita.” Tak perlu memaksa dia untuk tak membolos, cukup beri sentilan kecil yang
ngenak. Intinya, kalau kamu sayang sahabatmu, ketika pemikirannya bengkok,
luruskan, jangan dibiarkan. Nangkep?
For
your information, aku pernah baca. Di dunia itu tidak ada orang jahat *kalopun
ada itu cuman di sinetron, atau nggak, ya gila*. Banyak orang yang “terlihat”
jahat sebenarnya punya niat yang baik, namun karena cara berpikir yang salah.
Sehingga niat baiknya untuk mencapai “tujuan”, eh malah “tujuan” itu jadi nggak
kecapai. Maka dari itu, aku pengen menekankan bahwa pentingnya cara berpikir
yang benar.
Contoh
pemikiran yang salah? Ya tadi, “kau masuk parit, aku pun masuk parit”.
Silakan,
pikirkan lagi :) Pikirkan sedalam-dalamnya kalau bisa, sampai nangkep banget
point omongan aku yang mungkin ‘belibet’ ini. Manfaatkan betul-betul kemampuan berpikir-kritismu
itu. Haha, susah banget sumpah ngerangkai kata-katanya, biar ngena’ gitu. Semoga
memotivasi.
Nah, ini. Aku nemu di blog orang. Tuh baca baik-baik yang udah dibold. Aku suka banget tulisannya. Ya walaupun, aku memang kurang setuju dengan kata "jauhi". Kasusnya sama kayak kita ninggalin kawan yang jatuh ke parit itu. Solusi untuk ini, ya tadi "beri pengertian" :) Luruskan yang bengkok. Got it?
Akhirnya,
kecapai juga nulis postingan yang ada ‘isinya’. Biasanya kan kalo nggak tentang jomblo ya baper, haha. Thanks for reading,
guys. Kalau mau ngajak diskusi tentang teman dan setiakawan, silakan tulis di
kolom ya, guys. :)
No comments:
Post a Comment