Hai, semua! Artikel kali ini sedikit berbeda karena
sedikit lebih ‘informatif’ lah wkwk *soalnya keseringan mosting hal gak jelas
sih haha*… Oke, jadi kali ini akan dibahas ‘apa iya MEDIA SOSIAL bisa
menyebabkan ANTI SOSIAL?’ Hmmm…What do you think?
Sebelum kita analisis lebih lanjut, lebih baik kita lihat
dulu definisi dari Media Sosial dan Anti Sosial ^^
Media
social adalah sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah
berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring social,
wiki forum dan dunia virtual.
Anti
sosial adalah perilaku yang kurang petimbangan untuk orang lain dan yang dapat
menyebabkan kerusakan pada masyarakat, baik sengaja atau melalui kelalaian,
karena bertentangan dengan perilaku pro-sosial, perilaku yang membantu atau
bermanfaat bagi masyarakat.
Oke agar pembahasan kita lebih ‘ke akar masalah’ kita
persempit terlebih dahulu pokok bahasan kita. Nah untuk artikel kali ini,
definisi medsos yang dipakai adalah ‘jejaring sosial’ seperti FB, instagram,
line, bbm dll. Aku memakai contoh itu karena menurutku jejaring social paling
sering dikunjungi.
Definisi ‘anti sosial’ dari Wikipedia lebih ke ‘pelaku
kriminal’ yang SANGAT AMAT TERAMAT tidak peduli dengan orang lain. Tapi di
sekitar kita, orang-orang dengan mudah mencap orang lain, “ansos lu” hanya
karena suka menyendiri. Jadi lebih baik kita lihat aja dulu perbedaan anti social,
introvert dengan social phobia yang sekilas terlihat hampir sama.
Oke biar lebih mudah dipahami kita gunakan bahasa lebih
‘manusiawi’ aja ya untuk menjelaskan perbedaan ini? *dikira Wikipedia gak manusiawi
kali wkwk*
Anti
social : Mereka sudah tidak memperdulikan kepentingan orang lain dan hanya
mengikuti hasratnya saja.
Introvert
: Mereka bisa bersosialisasi, hanya saja mereka lebih merasa tenang dan nyaman
dengan kesendiriannya.
Social
phobia : Mereka benar-benar takut berinteraksi dengan orang lain.
Jadi kalo diringkas, introvert itu kepribadian
sedangkan anti social dan introvert itu gangguan. Nah, bedanya ansos dengan
sosfob itu ansos gak peduli benar-benar gak peduli orang lain pokok e ‘yg
penting gue senang’ sedangkan sosfob itu peduli sama orang lain cumannnn....
mereka cemas takut, kalo setiap mau berinteraksi jantung berdegup kencang,
keringat bercucuran, pokok e sebar takutlah, natap lawan bicara aja gaberani.
Berhubung introvert itu kepribadian yang nurun dari
lahir, jadi gak bisa aku masukin ke dampak dari medsos ya. Jadi yang mau aku
tekankan disini ya ANTI SOSIAL dan SOCIAL PHOBIA.
Oiya aku udah searching, googling dengan keyword “Penyebab
Anti Sosial” dan “Penyebab Social Phobia” tidak ditemukan “karna keseringan
main gadget”. Tidak ada itu. Tidak ada. Ntahlah, antara “tidak ada” atau memang
“belum ada”? -___-‘
“Terus
dith, jadi hubungannya medsos dengan social phobia apaan?”
Dari hasil aku berpikir keras, mikir ‘jadi hubungannya
apa’ sampai tidurku jadi gak tenang… Haha *gakdeng. Ini menurutku yah… Ini
bukan tentang “media social menyebabkan orang social phobia” tapi lebih kepada “orang
yang social phobia karena takut menghadapi dunia nyata, jadi mainannya media social”.
Sipp, terdengar masuk akal kan??
Mereka yang social phobia bukan bisu, sebenarnya mereka
bisa berbicara, mereka hanya sulit menyampaikan apa yg ada di pikirannya. Yak
arena itu tadi, ditatap lawan bicara saja jantung udah kayak mau meledak. Maka
dari itu timbullah suatu pemikiran
“Jika
berbicara semudah menulis”
Mungkin dari luar terlihat dingin, tapi bisa saja
hatinya hangat ^^ *a elah, kebanyakan nonton drakor wkwk* Tapi ya gini, maksudku
mereka itu sebenernya ingin juga ikut dalam percakapan yg dalem, hangat, intim
dan akrab hanya saja tidak bisa karena takut untuk memulai…takut hanya untuk
sekedar “basa-basi”.
Ya itu, karena sulit menuangkan isi pikiran mereka ke
dunia nyata, jadi dituangkanlah ke dunia maya (yap! Media social!). Makanya
sering kan ngeliat (?) atau menemukan orang yang kalo di medsos itu ramah kayak
berani gitu sok akrab.
“bener
bro”
“iya
say”
Tapi kalo di dunia nyata? Ya ga berani gitu. Kalo kata younglex itu….ini bahasa
terkasarnya, “Banyak bacod di dunia maya tapi kalo ketemu doyannya mingkem aja.”
Karena sikapnya yang takut bergaul, jadi lah temannya
sedikit, atau bahkan tidak ada ada yg mau menemaninya. Atau bahkan yg lebih
parahnya lagi “tidak pernah menganggap keberadaannya” atau kalimat terkejam
yang pernah aku baca dari sebuah film yaitu…
“Aku tidak dibully. Mereka tidak pernah memukulku. Tetapi
mereka tidak pernah menganggapku ada.”
Kalo sudah begitu mau gimana lagi? Saking merasa tak
dianggap, mencari pelampiasan di dunia maya. Mungkin itu tidak masalah… akan
bermasalah jika sudah makin sering. Semakin sering bermedos-ria semakin jarang
bertatap muka. Dan semakin jadilah…social phobianya. Mungkin itu membahagiakan.
Tapi ingatlah itu hanya kebahagiaan sesaat…yang semu.
Bagaimana mau hidup ke depannya? Kuliah? Kerja? Yang
mau gak mau, harus bertatap muka sama orang, bersosialisasi sama orang,
presentasi yang udah kayak kewajiban. Hmmm… Manusia itu makhluk social, dik-adik
^^ Kita tidak bisa hidup sendiri tanpa orang lain *ceilah *anaksdjugatau.
“Oke
itu yang social phobia. Bagaimana dengan yang anti social?”
Anti social yang aku maksud gak sampai yang akut banget
sih kayak “pelaku criminal” atau sampai parahnya lagi “psikopat”. Ya, aku rasa
sih juga gak gitu-gitu amat. Aku lebih pengen menekan ansos yang “tidak peduli
dengan orang sekitar”.
Tapi ya coba gini aja, coba kita pikir sama-sama. Orang
bermain social media, ada kemungkinan terbesar buat kecanduan. Ya kan? Main
medsosnya sih gak bahaya banget. Kecanduannya itu loh. Saking kecanduannya,
jadi lebih peduli dengan social medianya dari pada dengan lingkungan sekitar.
Jadi kecanduan adu ajang popularitas. Siapa yg paling
hitz? Siapa yg paling banyak likenya? Yeah… something like that. Atau biar
lebih jelasnya kita lihat di meme yg nyindir para pecandu gadget disini….
Makanya kerasa banget kan perbedaan orang di kota
dengan orang di desa?
Tingkat kepedulian dan keramahannya beda banget. And I think
salah satu alasannya ya itu… “Desa belum terjamah teknologi” kalau pun terjamah,
ya tidak separah di kota. Manusia udah kayak robot.
Coba aja deh kalian jalan di desa yang masih ‘polos’
jangan shock tiba-tiba ngeliat orang nyapa kita padahal gak kita kenal. Haha aku
pernah, ada orang nyapa sambil senyum, aku pikir aku digodain *kekekke, pede
banget* Tapi ternyata mereka memang begitu adatnya, masih dijaga keramahannya.
Oke sip…
Jadi intinya. Orang yg SOCIAL PHOBIA merasa nggak
dianggap di dunia nyata, jadi nyemplung di dunia maya alias MEDIA
SOSIAL.Sedangkan MEDIA SOSIAL dapat menyebabkan orang menjadi tidak peduli
dengan sekitarnya (ANTI SOSIAL) jika kecanduan ^^
Yah, mau gimana lagi? Tidak bisa juga kita menyalahkan
Media Sosial. Banyak juga manfaat media social misalnya menghubungkan
komunikasi mereka yang terhalang jarak yang jauh dan masih banyak lagi. Semuanya
itu tergantung penggunanya, lebih memprioritaskan yang mana, orang-orang di
sekitar kita kah (dunia nyata)? Atau popularitas di dunia maya? Dampak tidak
memperdulikan orang lain itu bahaya lohh gaes…
Kalo kita gak peduliin orang lain, itu jadi salah satu
gejala Anti Sosial. Sedangkan yang tidak dipedulikan juga bahaya, ya tadi… jadi
social phobia. Lah jadi mutar-mutar -___-
Oke sip, thanks for reading. Semoga bermanfaat. Let’s
think together ^^
So bagaimana
denganmu?
Setujukah dengan
pernyataan “Media Sosial Media Anti Sosial?
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2017. Media Sosial. (online).( https://id.wikipedia.org/wiki/Media_sosial,
diakses pada 28 Juni 2017)
Anonim. 2017. Kelakuan Anti Sosial. (online).( https://id.wikipedia.org/wiki/Kelakuan_anti-sosial,diakses
pada 28 Juni 2017)
Putri, Dwi Ditha. 2017. Ditha’s Sotoyness. Pontianak: Ditha’s Brain.
No comments:
Post a Comment