Dwi Ditha Putri

Dwi Ditha Putri

Saturday, May 9, 2015

Tari Serampang Dua Belas


 
Tari Serampang Dua Belas berasal dari daerah Sumatera Utara.

Tari ini merupakan jenis tari tradisional (istana) yang dimainkan sebagai tari pergaulan yang mengandung pesan tentang perjalanan kisah anak muda dalam mencari jodoh, mulai dari perkenalan sampai memasuki tahap pernikahan.

Tarian ini memiliki bentuk garapan berpasangan karena dilakukan oleh dua orang (sepasang) dan gerakan satu orang dengan yang lain saling berkaitan.


Penari tarian Serampang Dua Belas adalah pria dan wanita dewasa.

Nama Tari Serampang Dua Belas sebetulnya diambil dari dua belas ragam gerakan tari yang bercerita tentang tahapan-tahapan proses pencarian jodoh hingga memasuki tahap perkawinan, yaitu :
Ragam I, menggambarkan pertemuan pertama antara seorang laki-laki dan perempuan yang diselingi sikap penuh tanda tanya dan malu-malu.

Ragam II, sebagai simbol mulai tumbuh benih-benih cinta antara kedua insane di mana mulai tumbuhnya rasa suka di antara dua hati, akan tetapi mereka belum berani untuk mengutarakannya.

Ragam III, Terlihat pemuda dan pemudi semakin sering bertemu, sehingga membuat cinta makin lama makin bersemi. Gerakan dalam tarian ini menggambarkan kegundahan dua insan yang memendam rasa.

Ragam IV, sebagai simbol dari dua pasang kekasih yang sedang dimabuk kepayang, dimainkan dengan melenggak-lenggok dan terhuyung-huyung seperti orang mabuk. Proses pertemuan jiwa sudah mulai mendalam dan tarian ini menggambarkan kondisi kedua insan yang menahan rasa yang tak kunjung padam.

Ragam V, Pada ragam ini, perempuan berusaha mengutarakan rasa suka dan cinta dengan memberi isyarat terhadap laki-laki, yaitu dengan gerakan mengikuti pasangan secara teratur. Gerakan tari pada Ragam V ini sering juga disebut dengan ragam gila.

Ragam VI, Pada ragam ini, digambarkan pihak laki-laki yang mencoba menangkap isyarat yang diberikan oleh perempuan. Si pemuda dan pemudi kemudian melakukan tarian dengan langkah yang seirama antara pemuda dan pemudi.

Ragam VII, Mereka telah yakin untuk melanjutkan kisah yang telah mereka rajut hingga memasuki jenjang pernikahan. Setelah janji diucapkan, maka sepasang kekasih yang sedang dimabuk asmara tersebut pulang untuk bersiap-siap melanjutkan cerita indah.

Ragam VIIIMuda-mudi yang telah berjanji, mecoba kembali meresapi dan mencoba meyakinkan diri untuk memasuki tahap kehidupan selanjutnya. Gerakan tari dilakukan dengan gerak bersuka ria yang menunjukkan sepasang kekasih sedang asik bersenda-gurau sebelum memasuki jenjang pengenalan dengan kedua keluarga besar. 

Ragam IX, Gerakan tari menggambarkan upaya dari muda-mudi untuk meminta restu kepada orang tua agar menerima pasangan yang mereka pilih. Kedua muda-mudi tersebut berdebar-debar menunggu jawaban dan restu orang tua mereka.

Ragam X, Setelah ada jawaban kepastian dan restu dari kedua orang tua masing-masing, maka pihak pemuda mengambil inisiatif untuk melakukan peminangan terhadap pihak perempuan. Hal ini dilakukan agar cinta yang sudah lama bersemi dapat bersatu dalam sebuah ikatan suci, yaitu perkawinan.

Ragam XI, Setelah lamaran yang diajukan oleh pemuda diterima, kedua keluarga akan melangsungkan pernikahan. Biasanya dilakukan dengan nuansa ceria sebagai ungkapan rasa syukur menyatunya dua kekasih yang sudah lama dimabuk asmara menuju pelaminan dengan hati yang berbahagia.

Ragam XII, sapu tangan sebagai sebagai simbol telah menyatunya dua hati yang saling mencintai dalam ikatan pernikahan. Pada ragam ini, gerakan tari dilakukan dengan sapu tangan yang menyatu yang menggambarkan dua anak muda sudah siap mengarungi biduk rumah tangga, tanpa dapat dipisahkan baik dalam keadaan senang maupun susah.

Pada awal perkembangannya, musik pendukung tarian ini menggunakan peralatan musik tradisional. Namun seiring perkembangan zaman, peralatan musik yang digunakan semakin beragam. 

Biasanya, pakaian yang digunakan untuk menari Tari Serampang Duabelas adalah pakaian adat Melayu di pesisir pantai timur Pulau Sumatra. Walaupun bukan menjadi peralatan utama, keberadaan pakaian ini sangat penting. Sedikitnya ada dua alasan mengapa faktor pakaian menjadi penting, yaitu: pertama, warna-warni pakaian adat yang digunakan akan menjadikan ragam Tari Serampang Duabelas yang dimainkan semakin indah dan menarik; kedua, penggunaan pakaian adat menjadi penanda daerah asal Tari Serampang Duabelas.

Sapu tangan dalam Tari Serampang Duabelas mempunyai dua fungsi, yaitu sebagai kombinasi pakaian adat, dan sebagai media tari pada gerakan penutup tarian.

Tarian ini dalam penyajiannya dapat di pertunjukkan  di tempat khusus (teater) baik berupa panggung terbuka atau tertutup.

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...