Saturday, September 24, 2016

Lebih baik satu juta perokok daripada satu koruptor di Indonesia?



Demi apa, saya paling kesel denger kalimat yg modelnya kayak judul ini. Kesel banget.

"Emang apa yang salah?"

"Tapi kan bener dith?"


Mau belain rokok, jangan segitunya juga kali. Saya akuin, saya juga sama kayak mayoritas rakyat di Indonesia, yang sama-sama sangat-amat-teramat membenci koruptor. Yeah, harus saya akuin juga emang secara tingkat 'kejahatan' emang perokok lebih baik dari pada koruptor. TAPI..... Arghghhh, aduh susah amat jelasinnya. Gini aja, biar lebih mudah dimengerti, saya punya kutipan ntah dari siapa, tapi berhubungan dengan apa yang akan saya bicarakan.

"Membandingkan dua hal yang salah tidak akan membenarkan apapun."
-unknown

Pada paham kan maksud saya?

Kalo memang boleh gitu "lebih baik gua merokok dari pada gua korupsi" boleh juga dong saya bilang,
"lebih baik gua korupsi daripada gua sok suci"
"lebih baik gua munafik, ga ngerugiin orang lain daripada gua bongkar aib orang"
"lebih baik gua bongkar aib orang, fakta, daripada gua nyebarin fitnah buat jatuhin orang"

Oh man, c'mon! Ini mah ga bakal ada habis-habisnya. Ga harus juga kan kita berpikir sependek itu? Udah tau ngerokok itu salah, masalah malah. Oke mungkin ada yang berpikir.

"Kami beli rokok pake uang kami sendiri, yang sakit kami sendiri."

Ngerugiin diri sendiri? Emang, ngerugiin orang lain juga malah, asepnya itu loh mas. Okelah, mungkin ada yang berpikir,

"Kami merokok di area khusus perokok. Masih mau bilang kami merugikan orang lain?"

Baguslah kalo udah gak ngerugiin orang lain. Tapi bukan kah bagus juga kalo masih banyak yg peduli dengan kesehatan perokok?

Oke lanjut... Tadi kan saya bilang merokok itu masalah. Masalah itu berarti ada yg salah. Udah tau ada yg salah, ya perbaikilah, carilah solusinya. Daripada terus mencari cari masalah yg lebih parah buat dijadiin 'perbandingan' atau teori 'mendingan' atau alibi anda karena terlalu malas ditegur atau terlalu malas untuk berubah menjadi orang yang lebih baik. Kalo cari yang lebih 'parah' mah ga bakal ada habis-habisnya, ujung-ujungnya gak ada yang sempet buat diperbaiki.

Atau biar lebih mudah dicerna, nih kalimat nyata yang paling sering saya denger di sekitar saya,

"Mendingan gua kecanduan game daripada kecanduan narkoba."

Kalo gitu,
“Mendingan gua kecanduan narkoba, dari pada gua korupsi”
“Mendingan gua korupsi, dari pada gua bunuh orang.”
“Mendingan gua bunuh orang, dari pada fitnah banyak orang demi kekuasaan.”
Nah lohhh?

Okeh hampir sama. Emang bener kalo dibandingin yah emang bener kecanduan game lebih baik dari kecanduan narkoba. Btw yang saya bahas 'kecanduan' game nya ya, bukan 'bermain' gamenya. Bermain game mah ga masalah kalo ga kecanduan, yah maksud saya dalam batas yang wajar lah. Fyi disini gua ada maksud ngejudge gamers ya. Karena saya juga tahu bermain game juga banyak manfaatnya, seperti menghibur diri, melatih koordinasi mata dan tangan, melatih teamwork, dll. *Saya suka main game juga soalnya, main pou misalnya :p*

Cuman kecanduannya itu lohh, sampai anda lupa makan, lupa minum, lupa mandi, lupa belajar, lupa sekolah, lupa teman, lupa keluarga bahkan lupa 'kehidupan' anda yang sesungguhnya. C'mon, guys. Cukuplah beralibiria dengan Teori 'Mendingan'mu.


Bangunlah!
Buka jendelamu!
Buka pintumu!
Keluarlah!
Buka matamu lihat dunia yang sesungguhnya.
Banyak kok permainan nyata di luar sana. *oiya saya jadi teringat game pokemon go wkwk*
Banyak kok musuh-musuh nyata yang harus dihadapi, rasa malas misalnya :)

Sekali lagi saya tegaskan, berhentilah menjadikan 'mendingan' sebagai alibi untuk malas berubah. Jangan takut berubah. Berubah bukan berarti kau menjadi orang lain. Berubah berarti dirimu yang berkembang menjadi orang yang lebih baik.

Btw saya nemu quotes bagus yang berhubungan dengan artikel ini.



Kalo pun mau mencari yg lebih buruk, jadikan agar tetap bersyukur bukannya jadi bahan ngeles.

I'm so sorry for writing this. Maaf jika terdapat kesalahan kata. Dengan menulis ini, memang bukan berarti saya lebih baik dari anda. Bahkan mungkin saya lebih buruk, atau mungkin kadangsaya sendiri 'ngeles' pake alibi 'mendingan’ kalau ditegur. Tapi disitulah, saya sengaja menulis ini agar dapat memotivasi diri saya sendiri, bukan untuk menghakimi orang lain. Sekian dan terimakasih :)


No comments:

Post a Comment