Perihal Menunggu (Cipt. Syafira Eka Noviatri)
Butuh waktu yang tak sebentar bagi diri untuk menerbangkan
segenggam kemungkinan
Butuh waktu yang tak sebentar untuk menyadari bahwa
satu-satunya jalan adalah dengan membiarkanmu pergi
Ialah aku, dengan jiwa tanpa keberanian untuk mengaku
Ialah aku, yang menyerah sebelum memperjuangkan
Ialah aku, yang hanya bisa melihat dalam kesendirian
Barangkali kamu hanya akan berada pada denting-denting lagu
yang kerap kunyanyikan dengan tangis dalam kebisuan
Barangkali kamu hanyalah yang tidak akan pernah ada pada
langkah di depan mata ataupun di masa depan yang belum juga tiba
Sulit untuk melupakan seseorang yang memberi banyak kenangan
untuk diingat
Sulit untuk bersikap normal ketika detak jantung menderu
lebih cepat
Sulit untuk menghilangkan ingatan dengan kamu dalam memori
di tiap-tiap sekat
Melupakan dan mengenang, satu paket dengan air mata.
Tertanda aku, yang selalu bahagia melihatmu bahagia.
Walau aku tau bahagiamu bukan karenaku.
No comments:
Post a Comment